Sehari Tanpa Internet Berasa Kayak Jaman Purba. (Blog competition)

                               

  Sehari tanpa internet berasa kayak jaman purba 

Ya gimana nggak kayak jaman purba. Orang semuanya apa-apa pakai internet. Tanya kabar lewat twitter, share berita terbaru lewat Facebook, info tugas lewat email.

Nah kebayangkan betapa purbanya hidup sehari saja tanpa internet?

Apalagi saya yang pacaran LDR (Long Distance Relationship)?

Dibandingkan dengan sms-an, saya dengan pasangan saya lebih sering berbincang lewat chatting di Facebook. Lebih leluasa untuk berbagi cerita. Awal saya bertemu dengannya juga lewat Facebook. Makin kesini, rasanya jarak yang ratusan kilo itu jadi sekian centi saat kami saling bertatapan lewat Skype.

Gak kebayang kalau lagi marahan saat itu juga internet mati. Jangan sampai deh. Karena saya gak bisa tahu dengan pasti bagaimana keadaannya di sana.

Biasanya kan, orang-orang lebih suka update status soal perasaannya ketimbang cerita langsung. Atau mengganti photo profilenya sesuai dengan keadaan hatinya. Ya kan?

Saya bahkan jadi lebih tahu keadaan orang-orang hanya dengan baca status atau tweetnya di jejaring sosial. Dengan internet, soal perasaanpun bisa jadi lebih mudah.

Tapi semudah-mudahnya kehidupan dengan bantuan internet, tetap saja jadi tidak mudah kalau media untuk koneksi ke internetnya tidak ada.

Saya baru mengalami kejadian buruk soal internet. Awalnya saya pakai modem dari satu provider terkemuka di Indonesia. Mungkin karena daerah tempat tinggal saya lumayan terpelosok kali yah, jadi kecepatan koneksinya bikin saya ubanan. Lama banget. Saya sampai bisa masak mie dulu sambil nunggu Youtube buffering.

Sampai suatu hari, saya pinjam modem teman saya. Katanya sih, modemnya nganggur. Tidak dipakai. Hari itu juga saya dipinjami modem, lengkap sama boks, surat-suratnya. Begitu tahu modem teman saya merknya Telkomsel Flash, tiba-tiba saya jadi senang. Lha gimana nggak senang, di dekat rumah saya ada tower Telkomsel. Telkomsel Tower everywhere.

Pasti bisa ngebut nih, pikir saya.

Begitu dicoba, benar saja. Macam Valentino Rossi di sirkuit rasanya. Cepet banget connect-nya. Kalau begini, saya jadi gak perlu semir rambut gara-gara ubanan nunggu loading yang lama.

Kebetulan tahun ini saya kerja di SD (Sekolah Dasar), merangkap jadi guru juga staff tata usaha. Dan saya baru tahu, kalau beberapa tahun terakhir Kementerian Pendidikan Indonesia mewajibkan entry data sekolah dan siswa lewat internet. Semua yang berhubungan dengan sekolah harus bisa diakses online oleh pemerintah pusat. Sudah banyak aplikasi dan website yang dirilis pemerintah untuk memudahkan pihak sekolah dalam entry data.

Jadi, dengan ini bertambah penting pula-lah internet dalam dunia pendidikan. Dan semakin banyak alasan untuk menggunakan internet.

Sejak jadi guru, saya jadi sering akses blog milik guru yang ada nun jauh di sana atau website pnedidikan lainnya untuk mendapatkan soal-soal latihan, beragam praktek untuk menambah pengetahuan dan kemampuan murid, dan video tutorial tentang materi pelajaran.

Kegiatan berselancar saya di dunia maya jadi tidak terbatas hanya dengan chatting, wara-wiri Facebook – Twitter – Blogger. Kebaikan internet jadi semakin terasa.

Sampai di sini, sudah terbayang kan bagaimana manfaat internet? Bagaimana dengan teman-teman di bidang lain yah. Mungkin lebih banyak lagi manfaat yang mereka dapatkan dari internet.

Kalau saja kebaikan internet terus disebarkan, negara kita jadi makin hebat. Dan semua provider akan berlomba-lomba meningkatkan kecepatan koneksi internetnya. Terutama Telkomsel yang jaringannya sudah sampai ke pelosok.

Sesekali saya menugaskan murid saya untuk mencari materi tugas lewat google. Kalau mereka mengeluh tugas yang diberikan susah, saya bisa dengan ringan menjawab.

“Coba cari di Google, pasti ada di sana.”

Kalau tidak diberi petunjuk demikian, mungkin murid-murid saya akan lebih banyak mengeluh ketimbang mengerjakan tugas.

Kadang, saya kecewa rekan guru yang lain tidak begitu antusias dalam memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. Terutama dalam penggunaan internet. Padahal ada banyak hal baru yang bisa diperoleh dari sana, dan tentunya dengan cara yang lebih mudah. Memang tidak semua guru begitu, tapi yang melek internet, jumlahnya bisa dihitung jari.

Kalau saya perhatikan kebanyakan guru di tempat saya mengajar punya gadget di atas rata-rata. Bahkan ada yang punya laptop. Tapi sayang tidak dipergunakan dengan maksimal. Laptopnya hanya sekedar jadi pengganti mesin ketik jadul yang cuma bisa ketik dokumen saja. Padahal sayang, di sekolah saya ada wireless dari IndiSchool, juga FlashZone. Mubazir kan kalau cuma saya dan beberapa guru saja yang pakai. Itu juga kalau yang lain ikut pakai.

Ketika saya tanya apa mereka punya akun Facebook. Kebanyakan mereka hanya menjawab tidak punya. Alasannya klasik; tidak tahu bagaimana menggunakannya. Padahal dibandingkan dengan situs lain yang ada di internet, Facebook tergolong mudah untuk digunakan. Selain itu, sebagian besar informasi soal pendidikan, rapat perkumpulan guru, bahkan soal tunjangan guru di-share di Facebook.

Jangankan rekan kerja. Teman kuliah saya pun ada juga yang berkomentar heran ketika melihat saya sedang internetan lewat Opera Mini di ponsel.

Katanya begini, “Lho, ini bisa dipasang juga yah di handphone, baru tahu saya. Saya kirain cuma bisa di laptop aja.”

Seharusnya ponsel mereka tidak hanya sekedar untuk telpon, sms-an, atau foto-foto. Tapi bisa lebih dari itu.

Pelan-pelan saya coba mengajarkan internet pada rekan kerja, teman, juga murid. Niatnya sederhana, saya hanya ingin kemudahan bagi kita semua. Ditambah lagi dengan adanya program Telkomsel berantas buta internet di http://telkomsel.com/genggam-internet, saya jadi makin semangat mengajarkan internet.

Kalau saja semua orang melek internet, tentu mereka tidak perlu repot-repot mencari pembeli saat ingin menjual barang. Karena ada situs jual beli online. Tidak perlu susah payah mencari kawan lama yang hilang, karena ada Facebook juga Twitter. Segalanya jadi lebih mudah. Dan mereka juga akan turut merasakan apa jadinya kalau hidup sehari tanpa internet. Pastinya seperti kembali ke jaman purba.

Jadi, tunggu apa lagi?

Ayo berantas buta internet untuk Indonesia genggam internet.


Maudy Lynn

Komentar

Posting Komentar